Belajar dan Berbagi

Jumat, 18 Maret 2016

Cerpen : Keajaiban Cinta

Keajaiban Cinta
Oleh : Dina Sekar Ayu

Kisah seorang gadis yang kehidupannya tak seberuntung teman-temannya. Sebut saja namanya Ayu, semasih ayu duduk dibangku SD tak ada yang beda dari kehidupan ayu. Dia sekolah sama seperti teman-teman yang lain, setelah lulus SD dia melanjutkan ke tingkat SMP.

Secara fisik tak ada yang beda dari dirinya. Ayu bersekolah selayaknya teman-teman yang lain, ayu tak malu bergaul sama teman-temannya dan ayu tak pernah membeda-bedakan teman.


http://holikulanwar.blogspot.co.id/2014/08/keajaiban-cinta.htmlSatu tahun berlalu naiklah ayu ke kelas 2 SMP. Awal itu lah kehidupan ayu berubah, ayu jatuh sakit dan ayu tak sama seperti teman-teman yang lain. Ketika pelajaran dimulai ayu mengikuti nya dengan tenang, namun ditengah jam pelajaran, ayu merasakan sakit dan ayu hanya bisa menahan dan berkata didalam hatinya, “ya Tuhan sakit sekali”, sampai akhirnya tubuh ayu pun tumbang diantara bangku-bangku tempat duduknya.

Pecah lah suasana belajar menjadi suasana gelisah semua teman dikelas ramai tak terkendali, “ayu bangun ayu bangun, bangun” hanya suara itu lah yang didengar oleh ayu. Diangkatlah ayu ke ruang UKS ditemani satu teman dan guru-guru, selang beberapa jam ayu akhirnya sadar dan hanya kata terimakasih dan senyum yang muncul dari bibir ayu, dan akhirnya dibawalah ayu pulang dan tidak melanjutkan pelajaran.

Namun tak sampai disitu, hari demi hari sakit ayu tak kunjung sembuh dan tambah parah. Dibawanya dia berobat, dan disitu ayu tau bahwa umurnya tak lama. Dari kelas dua SMP sampai ia SMA ayu menjalani hidup dengan penuh kesabaran, ketabahan dan iklas. Tak sedikit orang yang mencemoohnya dengan kata “ayu gila, ayu gila”.

Namun tak banyak kata yang ia lontarkan terhadap teman-temannya, dia hanya berdoa dalam hatinya “oh Tuhan hamba tidak gila hamba bukan orang gila, sabarkan hamba, lindungi hamba, sembuhkannlah hamba dan ampunilah dosa-dosa teman hamba”.

Selama itu ayu menjalani hidup tanpa menyerah ayu bertekad dalam hatinya “aku harus bisa, dan aku harus kuat”. Dan ayu menunjukan dirinya bahwa dia bukan orang gila dengan dia berprestasi dalam pendidikannya.
Setiap hari hayu tak henti-hentiya berdoa dan berdoa untuk kesembuhannya. Lalu akhirnya terlontarlah kata dari mulutnya “Tuhan jika engkau meridhoi hamba untuk meninggal, hamba iklas cabutlah nyawa hamba dan tenangkanlah hamba disisimu Tuhan”.

Itulah bentuk putus asa ayu terhadap keadaanya. Namun ayu menjalani hidupnya dengan tenang dan berusaha agar seperti teman yang lainya, sampai ayu menginjak umur 17 yang masih duduk di bangku SMA, dan pada saat itu lah, sakit ayu parah, parah sekali. Ayu jatuh pingsan, ayu tak sadarkan diri. Dan keadaan rumah pun menjadi geger tak karuan, kumpul semua keluarga, ibu ayu, nenek, kakek, om, tante semua saudara-saudara ayu. Semua menagis, menangisi ayu yang tak kunjung sadar, ibu menangis, nenek, kakek semua menangis, “ayu sadar ayu sadar ibu disini ayu”, kata ibu.

Dalam ketidak sadaran ayu dia masih dengar suara tangisan keluarga, dia berdo’a dalam hatinya “Tuhan ampunilah hamba, hamba tak sanggup meninggalkan ibu dan keluarga hamba, hamba sangat cinta dan sayang keluarga hamba sadarkanlah hamba Tuhan”, menetes lah air mata ayu. Dan rasa syukur untuk Tuhan, karena tak lama Ayu akhirnya sadar, semua keluarga memeluk ayu dan tak henti-hentinya mengucap syukur.

Namun hanya senyum yang Ayu berikan dan dia berkata “ibu aku tidak apa-apa”. Bergantilah hari demi hari ayu menjalani hidup seperti biasa dengan sakitnya. Keberuntungan mendatangi ayu, ayu yang bersabar atas sakitnya,datanglah seorang pria yang ingin mencintainya.

Namun Ayu tak menerimanya begitu saja ayu berkata “aku sakit, aku tak pantas untuk kamu, aku tidak mau kamu susah mencintaiku karna aku sakit berhentilah mencintai aku” sembari meneteskan air mata. Dan dengan ketenangan hati pria itu dia menjawab “aku menerima kamu apa adanya aku tulus cinta kamu, dan aku yakin kamu akan sembuh”. Sungguh keajaiban cinta, Ayu menerimanya dengan rasa cinta yang tulus pula.

Dan akhirnya Ayu menemukan cinta sejatinya dengan seorang pria dan dia hidup bahagia dengan kesembuhannya. Tak henti-hentinya ayu mengucap syukur atas nikmat dan rezki yang Tuhan berikan karna Tuhan telah memberikan cinta sejatinya dan kesembuhannya.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Cerpen : Keajaiban Cinta